KabarHijau.com – Pasar biochar industri mengalami pengetatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Menurut data terbaru dari marketplace karbon Supercritical, sebanyak 89% kredit karbon tahun 2025 sudah terikat dalam kontrak, naik signifikan dari 62% pada Maret lalu.
Analisis terbaru yang memantau lebih dari 80% pasokan global itu menunjukkan pembeli kini berlomba mengamankan kredit karbon berkualitas tinggi. Lonjakan permintaan terjadi ketika pasokan justru meleset dari proyeksi.
Harga biochar di pasar global juga naik sekitar 8% dari kuartal II ke kuartal III 2025, dengan proyek yang sudah beroperasi diperdagangkan dengan premi 10–20% berkat reliabilitasnya. Bahkan kredit karbon tahun 2026 sudah mencuri perhatian: sekitar 40% pasokan telah terikat dalam perjanjian offtake lebih dari setahun sebelum jatuh tempo.
“Proyek berkualitas tinggi sangat diminati dan mampu meraih premi signifikan,” kata Sandy Doran, Supply Lead Supercritical. “Perusahaan yang bergerak cepat bisa mengunci kepastian sekaligus stabilitas harga.”
Faktor Pendorong Pengetatan Pasar
Beberapa dinamika utama yang membuat pasar biochar semakin ketat antara lain:
- Pasokan lebih rendah dari perkiraan. Kapasitas pemasok 23% di bawah ekspektasi akibat keterlambatan konstruksi proyek dan tantangan pembiayaan.
- Kualitas jadi penentu utama. Hampir semua proyek berintegritas tinggi telah habis terjual, sementara 80% kredit dari proyek gagal atau kualitas rendah masih belum terserap pasar.
- Pembeli merencanakan lebih jauh. Dengan kredit 2026 mulai laris, kontrak offtake jangka panjang menjadi standar baru.
Supercritical memperingatkan bahwa pola lama—di mana pembeli menunggu hingga akhir tahun untuk membeli kredit—kini berisiko tinggi. “Kredit yang dulu masih tersedia hingga Desember, sekarang sudah habis pada September,” tulis laporan tersebut.
Dengan hanya 11% pasokan top-tier 2025 yang masih ada di pasar terbuka (tidak termasuk kredit eksklusif Exomad milik Supercritical), para ahli menyarankan pembeli segera bertindak sebelum harga melonjak lebih jauh dan pilihan semakin terbatas.
Bagi pembeli di pasar spot yang menunda, risikonya bukan hanya harga lebih tinggi, tetapi juga kemungkinan harus puas dengan kredit karbon berkualitas rendah yang sulit lolos verifikasi ketat.
