KabarHijau.com – Melalui pengetatan pasar dan pengurangan alokasi, biaya untuk mencemari semakin mahal dari waktu ke waktu. Dana yang terkumpul dari penjualan izin karbon juga digunakan untuk mendanai berbagai upaya transisi energi.
Di Uni Eropa (UE), harga izin karbon (carbon allowances) umumnya berkorelasi tinggi dengan harga gas alam. Namun, pengetatan pasar karbon yang akan datang dapat menyebabkan perbedaan kinerja yang lebih signifikan. “Harga gas memang membantu, tetapi jurang pengetatan yang akan terjadi pada 2026 menjadi faktor utama,” ungkap Oliver, seorang analis pasar karbon. “Kita bisa melihat level 100 EUR pada akhir tahun ini.”
Seperti kebanyakan komoditas, kontrak berjangka izin karbon juga memiliki potensi volatilitas tinggi. Tahun 2024 terbukti menjadi tahun yang penuh tantangan dan fluktuasi, tetapi sejumlah faktor pendukung ke depan dapat menciptakan dorongan positif bagi harga European Union Allowances (EUA).
Menariknya, meskipun kinerja EUA cukup mencolok tahun ini, izin karbon Inggris (UK Allowances) justru mencatat pertumbuhan lebih tinggi. “Karbon Inggris bahkan lebih kuat, naik 27% sepanjang tahun ini,” tambah Oliver.
Investasi di Pasar Karbon Eropa
Bagi investor dan penasihat keuangan yang ingin mengakses pasar ini, terdapat dua ETF (Exchange-Traded Fund) yang dapat dipertimbangkan. KraneShares European Carbon Allowance Strategy ETF (KEUA) menawarkan eksposur khusus ke pasar izin karbon UE dan dikelola secara aktif. Dengan berinvestasi di EUA, investor dapat menambah potensi diversifikasi dalam portofolio mereka melalui eksposur internasional serta komoditas.
KEUA menggunakan tolok ukur S&P Carbon Credit EUA Index, yang melacak kontrak berjangka EUA yang paling banyak diperdagangkan. Saat ini, pasar ini mencakup sekitar 40% dari seluruh emisi UE, termasuk 27 negara anggota serta Norwegia, Islandia, dan Liechtenstein.
Selain KEUA, KraneShares Global Carbon Strategy ETF (KRBN) menjadi yang pertama menawarkan strategi investasi dalam perdagangan kredit karbon. ETF ini melacak S&P Global Carbon Credit Index, yang mencakup kontrak berjangka kredit karbon paling likuid di dunia.
KRBN mencakup izin karbon dari Uni Eropa, California, dan pasar RGGI (Regional Greenhouse Gas Initiative). Selain itu, KRBN kini juga berinvestasi dalam program cap-and-trade di Washington dengan alokasi 5%.
Dengan pasar yang semakin ketat dan harga yang terus naik, investasi dalam izin karbon menjadi peluang menarik bagi mereka yang ingin mendapatkan keuntungan dari transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Sumber: ETF Trends
