Energi Hijau

Pertamina Produksi Sustainable Aviation Fuel Berbasis Minyak Jelantah, Pertama di Indonesia dan Asia Tenggara

269
×

Pertamina Produksi Sustainable Aviation Fuel Berbasis Minyak Jelantah, Pertama di Indonesia dan Asia Tenggara

Sebarkan artikel ini

Jakarta, KabarHijau.com – Anak perusahaan BUMN Pertamina Group, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), mengumumkan kesiapan mereka memproduksi bahan bakar ramah lingkungan Sustainable Aviation Fuel (SAF) di tingkat nasional dan kawasan Asia Tenggara. Langkah ini ditandai dengan keberhasilan Unit TDHT (Treated Distillate Hydro Treating) di Kilang Cilacap meraih sertifikasi ISCC Corsia dan EU pada Desember 2024.

“Unit TDHT di Kilang Cilacap telah berhasil meraih sertifikasi ISCC Corsia dan EU untuk SAF pada awal Desember 2024 lalu,” ujar Sekretaris Perusahaan KPI, Hermansyah Y Nasroen, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.

Sertifikasi tersebut memungkinkan KPI memproduksi SAF menggunakan bahan baku minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Dengan sertifikasi ini, SAF buatan KPI memenuhi standar keberlanjutan dan dapat diperdagangkan sesuai regulasi International Civil Aviation Organization (ICAO) CORSIA secara global, serta aturan Uni Eropa.

Pengakuan Internasional atas Kapabilitas KPI

Hermansyah menyebut bahwa sertifikasi ini merupakan pengakuan dunia internasional atas kemampuan dan kapabilitas KPI dalam memproduksi bahan bakar ramah lingkungan untuk pesawat. Selain itu, Unit TDHT Kilang Cilacap juga telah memproduksi bahan bakar solar nabati dari 100 persen bahan baku nabati sejak 2022. Produk tersebut dikenal sebagai Pertamina Renewable Diesel (RD) atau Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), yang juga telah bersertifikat ISCC.

“KPI sebelumnya mampu memproduksi SAF dengan bahan baku Refined Bleached Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit. Kini, KPI siap melangkah lebih jauh dengan memproduksi SAF bersertifikasi ISCC pertama di Indonesia dan regional menggunakan bahan baku minyak jelantah pada kuartal pertama tahun 2025,” jelas Hermansyah.

SAF dengan Emisi Rendah dan Manfaat Lingkungan

SAF berbahan baku minyak jelantah ini menawarkan kelebihan berupa emisi karbon yang lebih rendah hingga lebih dari 90 persen dibandingkan avtur berbahan baku minyak bumi. Penggunaan minyak jelantah sebagai bahan baku juga membantu mengurangi limbah minyak goreng bekas pakai yang berpotensi mencemari lingkungan.

Untuk mendukung rencana ini, pada Januari 2025, Kilang Cilacap akan melakukan penggantian katalis yang mampu mengolah minyak jelantah menjadi SAF. Katalis ini merupakan hasil pengembangan teknologi oleh Pertamina yang bekerja sama dengan para ahli dan engineer dari PT Kilang Pertamina Internasional.

“Katalis tersebut diproduksi di fasilitas pabrik katalis dalam negeri, menunjukkan penguasaan teknologi canggih oleh para engineer Indonesia,” tambah Hermansyah.

Komitmen Pertamina dalam Energi Hijau

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menegaskan komitmen Pertamina Group dalam pengembangan energi ramah lingkungan, termasuk SAF yang mendukung industri transportasi udara di Indonesia.

“Melalui pengembangan bahan bakar hijau, Pertamina bertekad menjalankan mandat ketahanan dan kedaulatan energi Indonesia, sekaligus berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan di Tanah Air,” kata Fadjar.

Langkah strategis ini mempertegas posisi Pertamina sebagai pionir dalam inovasi bahan bakar ramah lingkungan, sekaligus mendukung agenda keberlanjutan global.